Pages

Subscribe:

Saturday, April 26, 2014

Resensi Buku




Judul               : Anak-anak Langit
Penulis            : Zhaenal Fanani
Editor              : Nisrina Lubis
Penerbit           : Laksana, Yogyakarta
Cetakan           : Pertama, Juni 2011
Tebal               : 423 Halaman
ISBN               : 978-602-978-595-1


Perjuangan anak-anak jalanan terpotret secara apik dalam novel berjudul “Anak-anak Langit”. Judul novel ini saya temukan dalam salah satu karya Tan Malaka, Dari Penjera ke Penjara. Entah dari mana Zhaenal mendapatkan istilah tersebut, terinspirasi setelah membaca karya Tan Malaka juga atau mendapatkannya dari inspirasi lain.  Namun, kisah Ziza yang memiliki harapan dan cita-cita yang tinggi memang sesuai dengan judulnya.
Alur cerita dalam novel ini kurang begitu menyenangkan. Banyak alur cerita yang tidak sistematis dan terputus. Bahkan, yang begitu mencolok adalah alur di akhir cerita yang dimunculkan justru perjuangan Ziza dalam meyakini Jangkaru dan orangtuanya, dan keberhasilan bujukan atas orangtua Jangkaru. Nasib Ziza dan bapaknya justru menghilang tanpa disinggung sedikitpun. Kelanjutan kisah Ziza seolah terpotong, karena Fanani tidak menjelaskan apakah Ziza menemukan ayahnya atau tidak?
Kendati demikian, Fanani hanya ingin memunculkaan aspek heroik seorang perempuan sebatang kara yang ingin memperjuangkan hak-hak anak jalanan. Sepertinya penulis novel ini menitik beratkan pada nilai atau pesan yang terkandung di dalam karnya, dibanding alur sastra yang sistematis. Banyak hal yang dapat kita renungkan setelah membaca novel ini terkait dengan permasalahan Bangsa. Di bagian lain, novel ini merupakan salah satu buku yang memotret permasalahan sosial anak jalanan.
Fakta sosial ikut memperkaya novel ini dalam menggambarkan kehidupan nyata masyarakat Indonesia, yang diulas secara komprehensif. Misalnya, permasalahan susahnya akses kesehatan bagi masyarakat miskin dan memandang sebelah mata terhadap anak jalanan. Novel ini juga kiranya dapat menjadi motivasi oleh banyak orang dalam menempuh kehidupan yang penuh lika-liku. Selain itu, Fanani ingin mencoba merekonstruksi sudut pandang kita mengenai ruang lingkup anak jalanan.

0 comments:

Post a Comment